Penilaian
autentik sudah dikenal sejak kurikulum 2006 tetutama ketika membahas tentang
model pembelajaran Contextual Teaching
and Learning (CTL). Dalam Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang standar
penilaian pendidikan arti penilaian autentik adalah penilaian yang dilakukan
secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan
keluaran (output) pembelajaran. Hal yang
paling menonjol dan berbeda dengan sistem penilaian dari kurikulum
sebelumnya adalah bahwa adanya penilaian diri yang merupakan penilaian yang
dilakukan sendiri oleh peserta didik secara reflektif untuk membandingkan
posisi relatifnya dengan kriteria yang telah ditetapkan. Selain itu, memperkuat
penilaian berbasis portofolio yaitu penilaian yang dilaksanakan untuk menilai keseluruhan
entitas proses belajar peserta didik termasuk penugasan perseorangan dan atau
kelompok didalam dan atau di luar kelas khususnya pada sikap atau perilaku dan
ketrampilan.
Pengertian
Penilaian Autentik
Dalam arti kata,
penilaian autentik adalah penilaian yang nyata dan dibuktikan dengan kinerja
dan atau hasil-hasil yang telah dibuat oleh peserta didik. Abidin mengemukakan
bahwa penilaian autentik adalah mengukur memonitor dan menilai semua aspek hasil
belajar (yang tercakup dalam domain kognitif, afektif, dan psikomotor), baik
yang tampak sebagai hasil akhir dari suatu proses pembelajaran, maupun berupa
perubahan dan perkembangan aktifitas, dan perolehan belajar selama proses
pembelajaran di dalam kelas maupun di luar kelas.
Sedangkan
menurut Wiggins, assesment autentik adalah sebagai upaya pemberian tugas kepada
peserta didik yang mencerminkan prioritas dan tantangan yang ditemukan dalam
aktifitas pembelajaran, seperti meneliti, menulis, merevisi dan membahas
artikel, memberikan analisis oral terhadap peristiwa, berkolaborasi dengan
antar sesama melalui debat dan sebagainya.
3. Tujuan
Penilaian Autentik
Penialaian
autentik bertujuan mengevaluasi kemampuan siswa dalam konteks dunia nyata.
Dengan kata lain, siswa belajar bagaimana mengaplikasikan pengetahuan dan
ketrampilan kedalam tugas-tugas yang autentik. Melalui penilaian autentik ini,
diharapkan berbagai informasi yang absah / benar dan akurat dapat terjaring
berkaitan dengan apa yang benar-benar diketahui dan dapat dilakukan oleh siswa.
4. Fokus
Penilaian Autentik
Secara teori,
penilaian autentik bertumpu pada dua jenis penilaian pokok, yaitu penilaian
kinerja dan penilaian portofolio. Untuk melaksanakan perangkat penilaian
kinerja perlu dua perangkat lainnya yaitu daftar tugas dan rubrik. Daftar tugas
berisi sejumlah tugas yang harus dilakukan oleh peserta didik atau dijadikan
daftar observasi terhadap perubahan sikap peserta didik. Hal ini sesuai dengan
hakikat penilaian autentik yaitu kegiatan penilaian terhadap kemampuan peserta
didik dalam menerapkan semua kompetensi (spiritual, sikap, pengetahuan dan
ketrampilan) yang ditunjukkan melalui suatu perbuatan.
Sedangkan
perangkat kadua adalah rubrik yang berisi pedoman atau kriteria penilaian yang
didalamnya ditetapkan standar-standar tertentu untuk mengidentifikasi hal-hal
yang harus diketahui atau dikuasai oleh peserta didik. Rubrik sendiri harus
menampilkan gradasi mutu kinerja peserta didik mulai dari kinerja yang paling
buruk hingga kinerja yang paling baik disertai skor untuk setiap gradasi mutu
tersebut.
1. Jenis-jenis
Penilaian Autentik
Dalam
rangka melaksanakan penilaian autentik yang baik, guru harus mmemahami secara
jelas tujuan yang ingin dicapai. Untuk itu, guru harus bertanya pada dirinya
sendiri, khususnya yang berkaitan dengan: sikap, pengetahan, keterampilan yang
akan dinilai.
Sebagai
konsekuensi dari penilaian autentik, jenis penilaian yang di rekomendasiakan
adalah Penilaian Acuan Kriteria yang kemudian dikenal dengan istilah PAK. Dalam
penilaian dikenla dua jenis pendekatan yaitu Penilaian Acuan Norma (PAN) dan
Penilaian Acuan Kriteria (PAK).
A. Penilaian Acuan Norma (PAN)
Yaitu penilaian peserta didik dengan cara
membandingkan hasil belajar terhadap hasil dalam kelompoknya. Dengan demikian, tidak
mengukur kemampuan yang sebenarnya karena hanya membandingkan peserta didik.
Jika dikelas yang terpandai memperoleh nilai 4 (dari skala 1-10), maka yang
bersangkutan telah dianggap tuntas padahal nilai 4 jauh dari kriteria
kelulusan. Cara penilaian PAN tidak relefan dengan kurikulum yang berbasis
kompetensi seperti kurikulum 2013.
B. Penilaian Acuan Kriteria (PAK)
PAK
biasanya disebut juga Criterion Evaluation yang menggunakan acuan
penilaian standar. Penetapan keberhasilan peserta didik dalam prosedur PAK
bergantung pada penguasaan materi dengan kriteria yang telah ditetapkan.
Walaupun sebenarnya masih menyisakan masalah di sekolah karena bagi peserta
didik yang belum tuntas terkadang terpaksa dituntaskan atau diluluskan dengan
alasan harus naik kelas.
Penetapan
standar kelulusan pada sistem PAK di sekolah menggunakan KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimum). Untuk menentukan KKM mempertimbangkan tiga hal penting
yaitu tingkat kompleksitas, daya dukung, dan intake peserta didik. Kompleksitas
adalah tingkat kerumitan kompetensi dasar pada setiap mata pelajaran. Daya
dukung adalah segala potensi dan sumber daya yang dimiliki oleh sekolah seperti
ruang kelas, laboratorium, halaman sekolah, perpustakaan, guru, tenaga
administrasi sekolah, dan lain-lain. Intake peserta didik atau kemampuan
rata-rata peserta didik yang masuk ke sekolah tersebut.
2. Teknik
dan Instrumen Penilaian Autentik
Teknik
dan instrumen penilaian autentik yang harus dilakukan guru adalah sebagai
berikut:
1.
Penilaian
Sikap
Pendidik melakukan
penilaian sikap melalui observasi, penilaian diri, penilaian teman sejawat (peer
evaluation) oleh peserta didik dan jurnal.
a.
Observasi
Merupakan teknik
penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indera,
baik secara langsung maupun tidak langsung dengn menggunakan pedoman observasi
yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati.
b.
Penilaian
diri
Merupakan teknik
menilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan
kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang
digunakan berupa lembar penilaian diri.
c.
Penilaian
antar peserta didik atau teman
Merupakan teknik
penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan
pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian antar
peserta didik.
d.
Jurnal
atau catatan guru
Merupakan catatan
pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan
tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan
perilaku.
2.
Penilaian
Pengetahuan
a.
Instrumen
tes tertulis
Berupa soal pilihan
ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan, dan uraian. Instrumen
uraian dilengkapi pedoman penskoran.
b.
Instrumen
tes lisan
Berupa daftar
pertanyaan yang diberikan oleh guru secara ucap atau oral, sehungga peserta
didik merespon pertanyaan tersebut, sehingga menimbulkan keberanian dari siswa.
Jawaban dapat berupa kata, frase, kalimat atau paragraf yang di ucapkan.
c.
Instrumen
penugasan
Berupa pekerjaan rumah
atau projek yang dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan
karakteristik tugas.
3.
Penilaian
Keterampilan
Pendidik menilai
kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang
menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan
menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian porto polio. Instrumen yang
digunakan merupakan daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang
dilengkapi rubrik.
a.
Tes
praktik atau kinerja atau performance
Yaitu penilaian yang
menuntut respon berupa keterampilan melakukan suatu aktifitas atau perilaku
sesuatu tuntutan kompetensi.
b.
Penilaian
projek
Yaitu tugas-tugas
belajar (learning task) yang meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan,
dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu.
c.
Penilaian
porto polio
Yaitu penilaian yang
dilakukan dengan cara penilai kumpulan seluruh karya peserta didik dalam bidang
tertentu yang bersifat reflektif integratif untuk mengetahui minat,
perkembangan, prestasi, dan kreatifitas peserta didik dalam kurun waktu
tertentu. karya tersebut dapat berbentuk tindakan nyata yang mencerminkan
kepedulian peserta didik terhadap lingkungannya.
Prinsip
Penilaian Autentik
Sesuai Permendikbud No. 66 tahun 2013 tentang standar
penilaian, prinsip penilaian autentik pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah didasarkan pada butir-butir sebagai berikut:
1.
Objektif,
berarti penilaian berbasis pada standar dan tidak dipengaruhi faktor
subjektifitas penilai. Pada intinya, penilaian autentik mengacu pada
ketercapaian standar nasional (didasarkan pada indikator). Kurikulum dan hasil
belajar berdasarkan setiap mata pelajaran memuat tiga kompetensi utama, yaitu
kompetensi dasar, indikator pencapaian hasil belajar, dan materi pikok.
2.
Terpadu,
berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana, menyatu dengan
kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan.
3.
Ekonomis,
berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
pelaporannya.
4.
Transparan,
berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan
dan dapat diakses oleh semua pihak.
5.
Akuntabel,
berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak internal sekolah
maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan hasilnya.
6.
Edukatif,
berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru.
2.
Karakteristik
Penilaian Autentik
Suatu penilaian dikatakan autentik apabila sangat
mendekati hasil pendidikan sains yang diinginkan, melibatkan siswa pada
tugas-tugas yang bermanfaat, penting dan bermakna, mampu menantang siswa
menerapkan informasi atau ketrampilan akademik baru pada situasi reel untuk
maksud yang jelas, serta mampu mengukur perbuatan atau menampilkan yang
sebenarnya pada suatu mata pelajaran, pengukuran penguasaan siswa terhadap
suatu mata pelajaran dengan cara yang dibanding regulasi sederhana dari
pengetahuan.
Karakteristik penilaian nyata (authentic assessment)
sebagai berikut:
1.
Dilaksanakan
selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung
2.
Bisa
digunakan untuk formatif atau sumatif
3.
Yang
diukur ketrampilan dan performance bukan mengingat fakta
4.
Berkesinambungan
5.
Terintegrasi,
dan dapat digunakan sebagai feedback.