PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan
salah satu faktor yang sangat penting dalam kemajuan suatu negara. Pendidikan
yang baik akan menghasilkan generasi yang baik sehingga akan berdampak bagi
negara dan bangsa yang lebih maju. Setiap Negara menyelenggarakan pendidikan sebagai
upaya untuk membangun bangsa. Afrika Selatan terletak di
bagian selatan benua afrika, merupakan negara yang fokus pada sektor pendidikan
untuk memajukan negaranya.
Benua Afrika hampir
sama tuanya dengan bumi. Pada masa lalu, daratan menjadi satu bagian dari
sebuah benua super besar yang disebut pangaea.
Selama proses jutaan tahun, daratan telah bergeser dan renggang karena gempa
bumi, letusan gunung berapi dan pergerakan lautan. Lokasi Afrika tidak berubah
secara drastis sepanjang abad.
Benua Afrika adalah
benua terbesar kedua dunia dan kedua terbanyak penduduknya setelah Asia. Benua
Afrika dikenal dengan julukan Benua Hitam. Hal ini dikarenakan mayoritas
penduduk di kawasan benua ini adalah orang-orang kulit hitam (negro).
PEMBAHASAN
A. Profil Negara Afrika Selatan
Republik Afrika
Selatan atau Uni Afrika Selatan adalah sebuah negara di Afrika bagian selatan.
Afrika Selatan bertetangga dengan Namibia, Botswana dan Zimbabwe di utara,
Mozambik dan Swaziland di timur laut. Keseluruhan negara Lesotho terletak di
pedalaman Afrika Selatan.
Kata Afrika berasal dari bahasa Latin, Africa
terra - "tanah Afri" (bentuk jamak dari "Afer") - untuk menunjukkan bagian
utara benua tersebut, saat ini merupakan bagian dari Tunisia, tempat kedudukan
provinsi Romawi untuk Afrika. Asal kata Afer
mungkin dari bahasa Fenisia, 'afar
berarti debu; atau dari suku Afridi, yang mendiami bagian utara benua dekat
Kartago; atau dari bahasa Yunani aphrike
berarti tanpa dingin; atau dari bahasa Latin aprica berarti cerah.
Afrika Selatan
terletak di 29 00’ S. 24 00’ T. Luas kawasannya
adalah 1.219.912 km, dahulu negara ini terkenal dengan sebutan Tanjung Harapan pertama kali
ditemukan oleh pengembara Portugis yang bernama Vasco Da Gama yang kemudian
menjadi koloni Belanda sejak tahun 1652. Pada tahun 1961 setelah Pemilu khusus
kaum kulit putih, Afrika Selatan dideklarasikan sebagai sebuah Republik yang
merdeka dari Inggris.
Secara astronomis,
Benua Afrika terletak di antara ± 35° LU -
33° LS dan ± 18° BT - 53° BT. Luas wilayah Benua Afrika mencapai ± 29.800.540
km² atau hampir seperlima dari luas wilayah daratan dunia dengan batas-batas
wilayah berikut ini.
·
Sebelah Utara berbatasan dengan
Laut Tengah atau Laut Mediterania dan Benua Eropa.
·
Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Merah dan Samudra Hindia.
·
Sebelah Selatan dan Barat ber-batasan dengan Samudra Atlantik.
Saat ini penduduk
Afrika mencapai lebih dari 861 juta jiwa dengan populasi terbanyak adalah warga
kulit hitam, sisanya adalah warga keturunan Arab, Berber, Eropa, dan Asia.
Sebagian besar penduduk kulit hitam tinggal di bagian Selatan Gurun Sahara,
sedangkan bagian Utaranya ditempati warga keturunan Arab dan Berber.
Penduduk asli Afrika
terdiri atas berbagai suku bangsa, yaitu suku bangsa Pigmy di pedalaman Zaire;
suku bangsa Bushman, Zhun, Hatentot di Gurun Kalahari; serta suku bangsa
Tuareg, Negroid, dan Sahrawi di Gurun Sahara. Banyaknya suku tersebut membuat
Afrika kaya akan etnik. Lebih dari 800 bahasa digunakan di Afrika, namun bahasa
Arab, Swahili, dan Hausa paling luas penggunaannya.
Adapun agama yang
berkembang di Afrika adalah agama Islam, Kristen dan berbagai aliran
kepercayaan.
B. Kondisi Ekonomi
Afrika Selatan
adalah sebuah negara maju dengan penduduk yang berpendapatan sederhana. Negara
ini kaya dengan bahan tambang terutamanya bahan tambang bernilai tinggi seperti
emas, platinum dan berlian. Ia juga mempunyai sistem keuangan, perundangan, telekomunikasi, energi, infrastruktur yang maju dan modern. Bursa sahamnya di Johannesburg
begitu aktif hingga pernah berada di urutan ke-10 terbesar di dunia.
Sejak
kedatangan Inggris di
sana, ekonomi negara bergantung kepada sektor pertambangan.
Tetapi beberapa dasawarsa yang lalu, kegiatan tersebut telah digantikan oleh
sektor produksi.
Sektor industri Afrika Selatan yang sangat maju, dan merupakan ekonomi ke-25
terbesar di dunia. Dengan hanya 7% penduduk dan 4% jumlah kawasan keseluruhan Afrika,
Afrika Selatan mengeluarkan lebih sepertiga produk dan jasa di Afrika, dan hampir 40 % pengeluaran industri di Afrika.
Bahan komoditas yang diekspor: alat-alat mesin, makanan dan peralatan, bahan kimia, produk
petroliam dan peralatan
ilmiah.
C.
Profil
Pendidikan Kewarganegaraan di Afrika Selatan
Profil
Pendidikan Kewarganegaraan di Afrika Selatan berkaitan dengan hal-hal sebagai berikut; 1. Konteks kelahiran Pendidikan
Kewarganegaraan di Afrika Selatan; 2. Landasan dikembangkan Pendidikan
Kewarganegaraan di Afrika Selatan; 3. Kerangka sistemik Pendidikan
Kewarganegaraan di Afrika Selatan; 4. Kurikulum dan bahan ajar pendidikan
kewarganegaraan di Afrika Selatan; dan 5. Kultur kelas pendidikan
kewarganegaraan di Afrika Selatan.
Di masa lalu
pemerintahan Afrika Selatan bersifat sangat Rasis dengan sistem apartheid yang mendominasi arah politik negara di segala bidang. Sistem
apartheid adalah suatu upaya dominasi kulit putih dalam percaturan politik
negara, sehingga tidak memberikan kesempatan pada kaum kulit hitam dan berwarna
untuk berperan. Masyarakat Afrika Selatan terpisah-pisah atas berbagai macam
masyarakat Ras, yang juga terbagi atas kelas Gender, etnik, bahasa, masyarakat
kota dan desa, sebagaimana masyarakat yang memiliki tanah atau yang tidak.
Dalam hal pendidikan di Afrika Selatan, masa persekolahan adalah selama tiga
belas tahun atau tingkat. Namun, tahun pertama pendidikan atau tingkat 0 dan
tiga tahun terakhir yaitu dari tingkat 10 hingga tingkat 12 (juga dipanggil
”matric”) tidak diwajibkan. Kebanyakan sekolah dasar menawarkan tingkat 0.
Tetapi tingkat ini dapat juga dibuat di T, untuk memasuki universitas seseorang
wajib lulus ”amtric” minimum tiga mata pelajaran tingkat tinggi dan bukan
sekedar lulus (standar). Di bawah sistem apartheid, sistem pendidikannya
berdasarkan warna kulit yaitu kementrian yang berbeda untuk pelajar kulit
putih, berwarna, asia, dan kaum kulit nhitam di luar Bantustan. Pengasingan ini
telah menghasilkan 14 kementrian pendidikan yang berbeda di negara tersebut.
Pemerintahan
dan parlemen dengan disusunnya undang-undang persekolahan tahun 1996 yang baru,
dan muali berlaku di awal tahun 1997 membawa demokrasi dalam reformasi
pendidikan, menyiapkan tata administrasi persekolahan yang baru, dan memilih dewan sekolah yang baru. Kurikulum pun
direformasi berdasarkan kurikulum 2005, anak-anak usia sekolah ditahun pertama
diberikan banyak dasar-dasar mengenai kewarganegaraan dan demokras, sebagai
contoh :
1.
Kemampuan untuk merefleksikan keadilan, nilai
demokrasi dan rasa hormat pada kemanusiaan.
2.
Kemampuan untuk berpartisipasi sebagai warga
negara baik lokal, propinsi, nasional dan dunia. Kurikulum 2005 memberikan
tempat bahwa pendidikan kewarganegaraan sebagai hal yang sangat penting dalam
pembentukan Afrika Selatan yang baru. Ide mengenai kewarganegaraan adalah
jantung dari sistem politik yang demokratis yang terdiri atas hak dan kewajiban
dalam hidup atas dasar hukum. Sistem politik dijalankan dengan mempertahankan
nilai-nilai dasar dalam masyarakat.
Ada dua hal yang diperhatikan sebagai pijakan atas pendidikan
kewarganegaraan di Afrika Selatan, yaitu :
1.
Mempersiapkan warga negara untuk aktif dan
baik khususnya dalam komunitas dan masyarakat secara umum.
2.
Menanamkan nilai-nilai kehidupan yang
mendahulukan kesatuan diatas perbedaan.
Hal yang menjadi obyek utama yang harus dipelajari oleh individu sendiri
adalah satu masyarakat, bangsa, agama, atnik dan nilai-nilai yang menyatukan
mereka dalam satu masyarakat yang satu. Ini berarti setiap individu harus dapat
bertoleransi satu sama lain. Dalam rangka mencari landasan nilai dalam
pendidikan ini Departemen Pendidikan Nasional membentuk suatu kelompok kerja
yang bertugas menyusun landasan nilai pendidikan di Afrika Selatan. Daam
laporannya kelompok kerja ini diberi nama Manifesto Nilai Pendidikan dan
Demokrasi merekomendasikan kesetaraan, toleransi Multikulturalisme,
keterbukaan, akuntabilitas, dan kehormatan untuk diajarkan di semua
persekolahan. Manifesti Nilai Pendidikan dan Demokrasi ini juga menggarisbawahi
pentingnya nilai-nilai konstitusi untuk diajarkan, yaitu : Demokrasi, Keadilan
Sosial, Non Rasismedan kesetaraan Gender, Ubuntu (Martabat Manusia, Masyarakat
yang terbuka, Akuntabilitas/Tanggung jawab, Saling menghormati, Rule of Law, dan Rekonsiliasi. Berkaitan dengan hal ini
Kurikulum 2005 menggariskan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan di Afrika Selatan
hendaknya memiliki landasan nilai-nilai sebagai berikut :1. Kesadaran akan jati
diri bangsa, 2. Melek Politik, 3. Hak dan Kewajiban, 4. Nilai Sosial, dan 5.
Kemampuan Intelektual.
Sistem persekolahan di Afrika Selatan terdiri atas dua macam bentuk, yaitu
:
1.
Pendidikan melalui persekolah Formal
(Education), pendidikan yang pertama ini dilakukan melalui suatu lembaga
persekolahan pada umumnya. Ada yang didirikan oleh negara dan ada juga oleh
Swasta.
2.
Pendidikan melalui Pelatihan (Training),
pendidikan ini dilakukan melalui suatu lembaga bukan merupakan suatu lembaga
persekolahan tapi melalui suatu kegiatan pelatihan yang dilakukan seperti
pendidikan Kejar Paket A di Indonesia.
Kedua bentuk sistem persekolahan tersebut
dijalankan dalam tiga tingkatan yakni:
1.
Pendidikan dan Pelatihan Umum/Dasar
(General Education and Training)
2.
Pendidikan dan Pelatihan Lanjutan (Further
Education and Training)
3.
Pendidikan dan Pelatihan Tinggi (Higher
Education and Training).
Dalam pengajaran pendidikan kewarganegaraan di persekolahan terdapat
tiga fase pengajaran yaitu:
1.
Fase Dasar, diajarkan selama tiga tahun yang
memiliki tiga aktivitas kegiatan pembelajaran yaitu : Kemelekan; Kemampuan dan
Keterampilam hidup
2.
Fase Lanjutan, diajarkan selama tiga tahun
yang berisikan materi pendidikan Kewargaan sebagai bagian dari seni dan
kebudayaan, Orientasi hidup, dan Pendidikan Sosial.
3.
Fase Senior untuk kelas tujuh sampai sembilan
yang berisikan Orientasi hidup, kemanusiaan dan ilmu pengetahuan sosial sebagai
bagian utama bagi pendidikan untuk demokrasi dan kewargaan. Dengan demikian
Pendidikan Kewarganegaraan secara kerangka Sistemik diajarkan dalam tingkatan
fase-fase dan hanya diberlakukan secara nasional pada tingkat pendidikan dasar
saja selanjutnya ditentukan oleh lembaga pendidikan yang bersangkutan.
D. Sistem Pendidikan di
Afrika Selatan
Di Afrika Selatan, masa
persekolahan adalah selama 13 tahun – atau tingkat. Namun, tahun pertama
pendidikan atau tingkat 0 dan 3 tahun
terakhir yaitu dari tingkat 10 hingga tingkat 12 (juga dipanggil “matric”)
tidak diwajibkan. Kebanyakan sekolah dasar menawarkan tingkat 0. Tetapi tingkat
ini juga dapat dibuat di TK. Lazimnya untuk memasuki universitas, seseorang wajib
lulus “matric” dengan minimum tiga mata pelajaran tingkat tinggi dan bukan
sekedar lulus (standar). Malah beberapa universitas prestisius akan mengenakan
syarat akademik yang lebih tinggi. Walaupun begitu, mereka yang lulus “National
Senior Certificate” layak untuk belajar di “Technikon” atau kampus teknikal.
Di bawah sistem
apartheid, sistem pendidikannya dirangka berdasarkan warna kulit yaitu
kementerian yang berbeda untuk pelajar kulit putih, berwarna, Asia, dan kulit
putih hitam di luar Bantustan. Pengasingan ini telah menghasilkan 14
kementerian pendidikan yang berbeda di negara ini.
Penstrukturan sistem
pendidikan selepas era-apartheid merupakan tantangan yang besar bagi pemerintah
negara ini. Pemerintah baru telah membentuk suatu sistem pendidikan nasional
tanpa diskriminasinkaum tetapi menggabungkan 14 kementerian pendidikan
merupakan tugas yang sukar. Oleh karena itu pada Februari 1996, Kementerian
Pendidikan telah meluncurkan suatu kurikulum baru yang dinamakan “Curriculum
2005”. Kurikulum ini yang akan menggantikan dasar pendidikan berdasarkan apartheid, akan memberi tumpuan
kepada hasilnya yaitu pelajar akan menjadi lebih proaktif dalam lingkungan di
sekitarnya dan juga di dalam masyarakat. Untuk mencapai obyektif ini, pada 1999
pemerintah telah menyediakan 5,7 persen anggaran belanja untuk sektor
pendidikan termasuk membangun 2.000 sekolah-sekolah baru, 65.000 ruang kelas
yang baru dan beralatan lengkap 60.000 guru-guru yang terlatih dan 50juta buku
teks yang dicetak.
Pada 2004, Afrika
Selatan mempunyai 366.000 guru dan hampir 28.000 sekolah-sekolah
termasuk 390 sekolah khusus dan 1.000 sekolah swasta. Dari jumlah ini, 6.000
adalah sekolah tinggi (tingkat 7 hingga tingkat 12) dan selebihnya adalah
sekolah dasar (tingkat 1 hingga tingkat 6).
Afrika Selatan juga
mempunyai suatu sistem pendidikan tinggi yang maju, yang juga dipisahkan
mengikut ras sewaktu era apartheid. Pada 1995 terdapat 385.000 pelajar yang
belajar di 21 universitas dan 190.000 pelajar di “technikon” (Institut teknikal
atau vokasional). Hampir 37 persen adalah dari golongan kulit putih. Tetapi,
sejak 1994, penyertaan pelajar
kulit hitam di universitas-universitas yang dikhususkan untuk pelajar kulit
putih telah bertambah secara mendadak.
Biaya belajar
di Afsel relatif mudah, terutama untuk kebutuhan pokok karena semua sudah
disubsidi oleh pemerintah. Biaya kuliah satu semester bagi perguruan tinggi
negeri sekitar 200-400 dolar AS, sedangkan untuk swasta 1.000-2.500 dolar AS.
Biaya akomodasi
pelajar sangat beragam, dari 100 - 1.000 dolar AS per bulan. Untuk tarif
100-200 dolar AS per bulan sudah cukup memadai. Fasilitas yang diperoleh antara
lain satu kamar tidur dengan kamar mandi di dalam, juga dapur.
Fasilitas
pelajar juga sangat diutamakan. Bahkan, pelajar di sini banyak mendapat
kemudahan berupa pemotongan harga 20-70 persen untuk mengunjungi tempat-tempat
rekreasi seperti bioskop, museum, teater, perpustakaan, bahkan untuk membeli
buku dan peralatan belajar lainnya. (Gunarso, dari Johannesburg-21)
KESIMPULAN
Afrika Selatan terletak di 29 00’ S. 24 00’ T. Luas kawasannya adalah 1.219.912 km, dahulu negara ini terkenal dengan sebutan
Tanjung Harapan pertama kali ditemukan oleh pengembara Portugis yang bernama
Vasco Da Gama yang kemudian menjadi koloni Belanda sejak tahun 1652. Pada
tahun 1961 setelah Pemilu khusus kaum kulit putih, Afrika Selatan
dideklarasikan sebagai sebuah Republik yang merdeka dari Inggris.
Sistem persekolahan di Afrika Selatan terdiri atas dua macam bentuk, yaitu
:
1. Pendidikan melalui persekolah Formal
(Education),
2. Pendidikan melalui Pelatihan (Training),
Kedua bentuk sistem persekolahan tersebut
dijalankan dalam tiga tingkatan yakni:
1.
Pendidikan dan Pelatihan Umum/Dasar
(General Education and Training)
2.
Pendidikan dan Pelatihan Lanjutan (Further
Education and Training)
3.
Pendidikan dan Pelatihan Tinggi (Higher
Education and Training).
DAFTAR PUSTAKA