Mutu pendidikan dipengaruhi oleh banyak factor,
diantaranya siswa, pengelolah sekolah, linkungan, kwalitas pengajaran,
kurikulum dan sebagainya. Keduanya saling berkaitan system pembelajaran yang
baik akan menghasilkan kwalitas pendidikan yang baik, selanjutnya system
penilaian yang baik akan mendorong guru untuk menentukan strategi mengajar yang
baik dan memotivasi siswa untuk belajar yang baik.
Pengajaran
dilaksanakan tidak hanya untuk kesenangan atau bersifat mekanis saja tetapi
mempunyai misi atau tujuan bersama. Dalam usaha untuk mencapai misi dan tujuan
itu perlu diketahui apakah usaha yang dialakukan sudah sesuai dengan tujuan.
Jika iya, sudah sejauh mana ditempuh. Apakah anak didiknya mengalami kemunduran
didalam belajar atau peningkatan, dan kalau mengalami kemunduran apakah
penyebabnya.
Sehubungan dengan itu, maka di dalam pembelajaran
dibutuhkan guru yang tidak hanya mengajar dengan baik, namun mampu melakukan
evaluasi dengan baik. Kegiatan evaluasi sebagai bagian dari program
pembelajaran perlu lebih dioptimalkan. Evaluasi tidak hanya bertumpu pada penilaian hasil
belajar, namun perlu penilaian terhadap input, output dan kualitas proses
pembelajaran itu sendiri.
Dalam makalah ini, kami menyajikan beberapa hal tentang
teknik evaluasi yang dapat digunakan dalam penilaian terhadap anak didik, baik
itu tentang kemampuan belajar, sikap, keterampilan, sifat, bakat, minat dan
kepribadian. Adapun teknik yang akan dijelaskan dalam makalah ini adalah teknik
nontes. Salah satu teknik yang sangat membantu dalam penilaian terhadap hal-hal yang bersangkutan
dengan siswa.
A. Pengertian
Alat Evaluasi Tes
Di dalam buku
yang berjudul Evaluasi pendidikan, Drs. Amier Daien Indrakusuma mengatakan
demikian. “ Tes adalah suatu alat atau prosedur yang sistematis dan obyektif
untuk memperoleh data-data atau keterangan-keterangan yang diinginkan tentang
seseorang, dengan cara yang boleh dikatakan tepat dan cepat.
Selanjutnya di
dalam bukunya: “ Teknik-teknik Evaluasi”, Muchtar Bukhori mengatakan. “ Tes
adalah suatu percobaan yang diadakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
hasil-hasil pelajaran tertentu pada seseorang muid atau kelompok murid.”
Definisi
terakhir yang dikemukakan di sini adalah definisi yang dikutipkan Webster’s
Collegiate. “Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang
digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau
bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.”
Dari beberapa
kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa tes merupakan suatu alat pengumpul
informasi tetap jika dibandingkan dengan alat-alat yang lain tes ini bersifat
lebih resmi karena penuh dengan batasan-batasan.
B. Bentuk-bentuk
Alat Evaluasi Tes
Ditinjau dari
segi kegunaan untuk mengukur siswa maka dibedakan atas adanya 3 macam tes:
yaitu
Keterangan
masing-masing tes adalah sebagai berikut:
Di sini seorang
guru yang baik, tentu akan merasa berbahagia apabila dapat membantu siswanya
sehingga dapat mencapai kemajuan secara maksimal sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki. Untuk mengetahui apakah bantuan yang diberikan sudah memadai, maka
diadakan suatu penilaian. Namun informasi hasil penilaian ini tidak akan ada
gunanya seandainya tidak digunakan untuk bahan pertimbangan bagi tindakan
selanjutnya.
Tes diagnostic
adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa sehingga
berdasarkan kelemahan-kelemahan tersebut dapat dilakukan pemberian perlakuan
yang tepat. Dengan mengingan bahwa sekolah sebagai sebuah transformasi.
Dari arti kata
“form” yang merupakan dasar dari istilah “formatif” maka evaluasi formatif
dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk setelah
mengikuti sesuatu program tertentu. Dalam kedudukannya seperti ini tes formatif
dapat juga dipandang sebagai tes diagnostic pada akhir pelajaran.
Evaluasi
formatif atau tes formatif diberikan pada akhir setiap program. Tes ini
merupakan post-test atau tes akhir proses. Evaluasi formatif mempunyai manfaat,
baik bagi siswa, guru maupun program itu sendiri.
1) Digunakan
untuk mengetahui apakah siswa sudah menguasai bahan program secara menyeluruh.
2) Merupakan
penguatan bagi siswa dengan mengetahui bahwa tes yang dikerjakan sudah
menghasilkan skor yang tinggi sesuai dengan yang diharapkan maka siswa merasa
mendapat “anggukan kepala” dari guru, dan ini merupakan suatu tanda bahwa apa
yang sudah dimiliki merupakan pengetahuan yang sudah benar.
3) Usaha
perbaikan. Dengan umpan balik yang diperoleh setelah melakukan tes, siswa
mengetahui kelemahan-kelemahannya. Bahkan dengan teliti siswa mengetahui bab
atau bagian dari bahan yang mana yang belum dikuasainya.
4) Sebagai
diagnose. Bahan pelajaran yang sedang dipelajari oleh siswa merupakan
serangkaian pengetahuan, ketrampilan atau konsep. Dengan mengetahui hasil tes
formatif, siswa dengan jelas dapat mengetahui bagian mana dari bahan pelajaran
yang masih dirasakan sulit.
1) Mengetahui
sampai sejauh mana bahan yang diajarkan sudah dapat diterima oleh siswa.
2) Mengetahui
bagian-bagian mana dari bahan pelajaran yang belum menjadi milik siswa.
3) Dapat
meramalkan sukses dan tidaknya seluruh program yang akan diberikan.
1) Apakah
program yang telah diberikan merupakan programyang tepat dalam arti sesuai
dengan kecakapan anak.
2) Apakah
program tersebut membutuhkan pengethuan-pengetahuan prasyarat yang belum
diperhitungkan.
3) Apakah
diperlakukan alat, sarana dan prasarana untuk mempertinggi hasil yang akan
dicapai.
4) Apakah
metode pendekatan dan alat evaluasi yang digunakan sudah tepat.
Evaluasi
sumatif atau tes sumatif dilaksanakan setelah berakhirnya pemberian sekelompok
program atau sebuah program yang lebih besar. Dalam pengalaman di sekolah, tes
formatif dapat disamakan dengan ulangan harian, sedangkan tes sumatif ini dapat
disamakan dengan ulangan umum yang biasanya dilaksanakan pada tiap akhir catur
wulan atau akhir semester.
1) Untuk
menentukan nilai. Apabila tes formatif terutama digunakan untuk memberikan
informasi demiperbaikan penyampaian, dan tidak digunakan untuk memberikan nilai
atau tidak digunakan untuk penentuan kedudukan seorang anak diantara
teman-temannya, maka nilai dari tes sumatif ini digunakan untuk menentukan
kedudukan anak.
2) Untuk
menentukan seorang anak dapat atau tidaknya mengikuti kelompok dalam menerima
program berikutnya. Dalam kepentingan seperti ini maka tes sumatif berfungsi
sebagai tes prediksi.
3) Untuk
mengisi catatan kemajuan belajar siswa yang akan berguna bagi orang tua siswa,
pihak bimbingan dan penyuluhan di sekolah, pihak-pihak lain apabila siswa
tersebut pindah ke sekolah lain, atau memasuki lapangan kerja.
4. Tes
Formatif dan Tes Sumatif Dalam Praktek
Dalam pelaksanaannya di sekolah tes formatif ini
merupakan ulangan harian, sedangkan tes sumatif biasa kita kenal sebagai
ulangan umum yang diadakan pada akhir semester. Jika tes sumatif dilaksanakan
sebagai ulangan umum, maka tes yang dilaksanakan di akhir pokok bahasan ini
dapat dipandang sebagai tes sub sumatif atau tes unit, sedangkan
ulangan umum itulah yang disebut tes sumatif.
Dalam pelaksanaannya tes sumatif di sekolah-sekolah
ada yang disamakan antara satu daerah atau wilayah yang administrative, dan
dikenal sebagai THB (Tes Hasil Belajar), TPB (Tes Prestasi Belajar) atau
istilah lain lagi.
Seperti adanya efek positif dan negative atas dihapuskannya
ujian ujian Negara menjadi ujian sekolah, maka tes sumatif bersama ini
mempunyai kebaikan dan kelemahan.
a) Pengelola
sekolah-sekolah dapat membandingkan kemajuan sekolah-sekolah yang ada di
wilayahnya.
b) Karena
dibandingkan antara sekolah yang satu
dengan sekolah yang lain, maka akan timbul persaingan sehat antar sesamanya.
c) Standar
pelajaran akan terpelihara dengan sebaik-baiknya karena soal-soal tes yang
diberikan disusun oleh dinas pendidikan.
a)
Kemungkinan terjadi pemberian pelajaran yang
hanya berorientasi pada ujian dengan cara memberikan latihan mengerjakan soal
yang sebanyak-banyaknya.
b)
Tidak menghiraukan jika terjadi beberapa bentuk
kecurangan karena ada sekolah-sekolah yang ingin mendapat nama baik.
5. Perbandingan
Antara Tes Diagnostik, tes Formatif dan Tes Sumatif
Untuk memperoleh gambaran mengenai tes diagnostic, tes
formatif dan tes sumatif secara lebih mendalam, berikut ini akan disajikan
perbandingan antara ketiganya, agar dapat diketahui tiao-tiap persamaan dan
perbedaannya. Dalam membandingkan, akan itinjau dari 9 aspek, yaitu: fungsi
waktu, titik berat atau tekanannya, alat evaluasi, cara memilih tujuan yang
dievaluasi, tingkat kesulitan soal-soal tes, cara menyekor tingkat pencapaian
dan metode menuliskan hasil tes.
a.
Ditnjau
dari fungsinya
a)
Menentukan
apakah bahan prasarat telah dikuasai atau belum.
b)
Menentukan
tingkat penguasaan siswa terhadap bahan yang dipelajari.
c)
Memisah-misahkan,
(mengelompokkan) siswa berdasarkan kemampuan dalam menerima pelajaran yang akan
dipelajari.
d)
Menentukan
kesulitan-kesulitan belajar yang dialami untuk menentukan cara yang khusus
untuk mengatasi atau memberikan bimbingan.
Tes ini
sebagai umpan balik bagi siswa, guru, maupun program untuk menilai pelaksanaan
satu unit program.
Untuk
memberikan tanda kepada siswa bahwa telah mengikuti suatu program, serta
menentukan posisi kemampuan siswa dibandingkan dengan kawannya dalam kelompok.
a)
Pada
waktu penyaringan calon siswa.
b)
Pada
waktu membagi kelas atau permulaan memberikan pelajaran.
c)
Selama
pelajaran berlangsung bila guru akan memberikan bantuan kepada siswa.
Selama pelajaran
berlangsung untuk mengetahui kekurangan agar pelajaran dapat berlangsung
sebaik-baiknya.
Pada
akhir semester atau akhir pendidikan.
c.
Ditinjau
dari titik berat penilaian
a)
Tingkah
laku kognitif, afektif, dan psikomotor.
b)
Faktor-faktor
fisik, psikologis dan lingkungan.
Menekankan pada tingkah laku kognitif.
Pada umumnya menekankan pada tingkah laku
kognitif, tetapi adakalanya pada tingkah laku psikomotor dan kadang-kadang pada afektif. Akan tetapi
walaupun menekankan pada tingkah laku kognitif, yang diukur adalah tingkatan
yang lebih tinggi (bukan sekedar ingatan atau hafalan saja).
d.
Ditinjau
dari Alat Evaluasi
a)
Tes
prestasi belajar yang sudah distandardisasikan.
b)
Tes
diagnostik yang sudah distandardisasikan.
d)
Pengamatan
dan daftar cocok (check list).
Tes prestasi belajar yang tersusun secara baik.
e.
Ditinjau
dari cara memilih tujuan yang dievaluasi
a)
Memilih
tiap-tiap keterampilan prasarat.
b)
Memilih
tujuan setiap program pelajaran secara berimbang.
c)
Memilih
yang berhubungan dengan tingkah laku pisik, mental dan perasaan.
Mengukur semua tujuan instruksional khusus.
Mengukur tujuan instruksional umum.
f.
Ditinjau
dari kesulitan tes
Untuk tes diagnostik mengukur keterampilan
dasar, diambil banyak soal tes yang mudah, yang tingkat kesulitannya (indeks
kesukaran) 0,65 atau lebih.
Rata-rata
mempunyai tingkat kesulitan (indeks kesukaran) antara 0,35 sampai 0,70.
Ditambah beberapa soal yang sangat mudah dan beberapa lagi yang snagat sukar.
g.
Ditinjau
dari skoring (cara menyekor)
Menggunakan
standar mutlak dan standar relatif.
Menggunakan
standar mutlak.
Kebanyakan
menggunakan standar relatif, tetapi dapat pula dipakai standar mutlak.
h.
Ditinjau
dari tingkat pencapaian
Yang
dimaksud dengantingkat pencapaian adalah skor yang harus dicapai siswa dalam
setiap tes.
Untuk
tes diagnostik yang memonitor kemajuan, tingkat pencapaian yang diperoleh siswa
merupakan informasi tentang keberhasilannya. Tindakan guru selanjutnya adalah
menyesuaikan dengan hasil tes diagnostik.
Ditinjau
dari tujuan, tes formatif digunakan untuk mengetahui apakah siswa sudah
mencapai tujuan instruksional umum yang diuraikan menjadi tujuan instruksional
khusus.
Sesuai
dengan fungsi tes sumatif yaitu memberikan tanda kepada siswa bahwa mereka
telah mengikuti suatu program dan untuk menentukan posisi kemampuan siswa
dibandingkan dengan kawan dalam kelompoknya, maka tidak diperlukan suatu
tuntutan harus berapa tingkat penguasaan yang dicapai. Tes ini dilakukan
diakhir program, nilainya digunakan untuk menentukan kenaikan kelas atau
kelulusan.
i.
Ditinjau
dari cara pencatatan hasil
Dicatat
dan dilaporkan dalam bentuk profil.
Prestasi tiap siswa dilaporkan dalam bentuk
catatan berhasil atau gagal menguasai suatu tugas.
Keseluruhan
skor atau sebagian skor dari tujuan-tujuan yang dicapai.
C. Pengertian Alat Evaluasi Non Tes
Pada bahasan instrument non tes
dapat digunakan jika kita ingin mengetahui kualitas proses dan produk dari
suatu pekerjaan serta hal-hal yang berkenaan dengan effective domain,
sepertisikap, minat, bakat, dan motivasi. Dan ranah keterampilan.
Teknik evaluasi non tes berarti melaksanakan
penilaian dengan tidak menggunakan tes. Teknik penilaian ini umumnya untuk
menilai kepribadian anaksecara menyeluruhmeliputi sikap, tingkah laku, sifat,
sikap social, danlain-lain. Yang berhubungan dengan kegiatan belajar dalam
pendidikan baik secara individu maupun secara kelompok.
Non tes adalah cara penilaian hasil belajar peserta
didik yang dilakukan tanpa menguji peserta didik yang dilakukan tanpa menguji
peserta didik tetapi dengan melakukan pengamatan secara sistematis. Cara nontes
yaitu pengamatan atau observasi, wawancara/interview, angket, dan pemeriksaan
dokumen.
1.
Evaluasi dengan Wawancara/interview
Kompetensi
evaluasi lain yang juga perlu dimiliki oleh guru sebagai evaluator dibidang
pendidikan adalah menggunakan evaluasi non tes dengan menggunakan tekhnik
interview dan kuesioner secara efektif. Dalam mengevaluasi dengan kuesioner,
guru menanyakan kepada siswa untuk memperoleh informasi pribadi yang
diperlukan, hal itu memiliki peranan yang sangat penting. Informasi yang
terkait dengan pribadi siswa dan keluarganya dapat diperoleh melalaui evaluasi
nontes ini. Oleh karena itu wawancara dengan mereka sebaiknya juga merupakan
bagian kompetensi yang perlu bagi guru.
Wawancara
adalah interaksi pribadi antara pewawancara (guru) dengan yang diwawancarai
(siswa) dimana pertanyaan verbal diajukan kepada mereka.
Dalam
wawancara ada beberapa persyaratan penting yang perlu diperhatikan, yaitu:
a.
Adanya interaksi atau tatap muka guru dengan
siswa
b.
Ada percakapan verbal diantara mereka
c.
Memiliki tujuan tertentu
Tujuan
wawancara dalam butir ketiga merupakan aspek yang penting. Karena tujuan
wawancara yang telah ditentukan, akan memberikan makna wawanara menjadi
bervariasi antara satu dengan yang lainnya. Dalam konteks evaluasi pendidikan
wawancara dapatdilakukan secara individual ataupun secara kelompok, diamna
seorang guru bertatap muka dan melakukan Tanya jawab kepada para siswanya.
Disamping itu, wawancara dapat dilakukan baik sebelum, selama, dan sesudah
proses belajar mengajar berlangsung. Untuk tujuan evaluasi wawancara bias
difokuskan pada sasaran yang bervariasi, termasuk buku wajib, materi
pembelajaran yang telah diberikan oleh guru, proyek, penulisan skripsi, tesis,
dan portofolio setelah diselesaikan, atau bahkan ketika pengerjaan proyek yang
sedang berlangsung.
Untuk tujuan
evaluasi wawancara pada umumnya dapat dibedakan menjadi dua macam bentuk, yaitu
wawancara menggunakan model pertanyaan dengan jawaban pasti (fixed ended
question) atau pertanyaan dengan jawaban terbuka (open ended question),
tergantung pada pertanyaan yang hendak dilakukan para guru.
Evaluasi
wawancara dikatakan menggunaka pertanyaan fixed ended jiak
paraevaluatormerencanakan pertanyaan dilengkapi dengan jawaban alternativenya.
Kapan bentuk pertanyaan fixed ended digunakan? Para guru biasanya akan
menggunakan apabila jawaban pertanyaan tersebut sudah pasti, jelas, atau
terbatas.
Wawancara
dikatakan menggunakan pertanyaan open ended jika isi yang hendak dievaluasi
memiliki jawaban kompleksitas tinggi. Indikator jawaban yang kompleks di antaranya:
a. Jawaban
pasti tidak diketahui
b. Tujuan
wawancara lebih menekankan pada siswa untuk dapat mengeksplorasi pengetahuan
mereka.
c. Jawaban
memerlukan alasan proses.
d. Jawaban
masih bias ditafsirkan sesuai dengan pengetahuan para siswa.
Pertanyaan
wawancara dapat menggunakan bentuk seperti berikut:
a.
Bentuk pertanyaan berstruktur, yaitu pertanyaan
yang menuntut jawaban agar sesuai dengan apa yang terkandung dalam pertanyaan
tersebut. Pertanyaan semacam ini biasanya digunakan jika masalahnya tidak
terlalu kompleks dan jawabannya sudah konkret.
b.
Bentuk pertanyaan tak berstruktur, yaitu
pertanyaan yang bersifat terbuka, peserta didik secara bebasmenjawab pertanyaan
tersebut. Pertanyaan semacam ini tidak member struktur jawaban kepada
pesertadidik karena jawaban dalam pertanyaan bebas.
c.
Bentuk pertanyaan campuran, yaitu pertanyaan
yang menuntutjawaban campuran, ada yang berstruktur adapula yang bebas
Untuk menyusun
pedoman wawancara, dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
a.
Merumuskan tujuan wawancara
b.
Membuat kisi-kisi atau layout dan pedoman
wawancara
c.
Menyusun petanyaan sesuai dengan data yang
diperlukan dan bentuk pertanyaan yang diinginkan. Untuk itu perlu diperhatikan
kata-kata yang digunakan, cara bertanya, dan jangan membuat peserta didik
bersikap defensive.
d.
Melaksanakan uji coba untuk melihat
kelemahan-kelemahan pertanyaan yang disusun sehinggadapat diperbaiki lagi.
e.
Melaksanakan wawancara dalam situasi yang
sebenarnya.
Dalam
melaksanakan wawan cara ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
a.
Hubungan baik antara pewawancara dengan orang
yang diwawancarai perlu dipupuk dan dibina sehingga akan tampak hubungan yang
akrab dan harmonis.
b.
Dalam wawancara jangan terlalu kaku, tunjukkan
sikap yang bersahabat, bebas, ramah, terbuka, dan adaptasikan diri dengannya.
c.
Perlakukan responden itu sebagai sesame manusia
secara jujur.
d.
Hilangkan prasangka-prasangka yang kurang baik
sehingga pertanyaan-pertanyaan yang diajukan bersifat netral.
e.
Pertanyaan hendaknya jelas, tepat, dengan bahasa
yang sederhana.
2.
Evaluasi dengan Kuesioner
Wawancara dan
kuesioner memiliki keterkaitan yang sangat erat. Keterkaitan tersebut dapat
ditunjukkna sebagi berikut. Untuk dapat melakukan wawancara dengan baik,
seorang guru atau evaluator memerlukan alat, yaitu kuesioner, minimal dengan
model pertanyaan fixed ended. Dalam evaluasi pendidikan kuesioner direncanakan
untuk memperoleh informasi dari para siswa. Pada umumnya, kuesioner tidak
direncanakan untuk memperoleh skor atau nilai. Alat ini sanagt membantu para
guru dalam mendapatkan informasi pribadi tentang siswa. Informasi tersebut
kemudian disimpan dalam bentuk map dikantor pusat informasi.
Informasi dalam
kusiner ini dapat berupa informasi keluarga, alamat keluarga alamatsiswa
apabila belajar dikota alain, tingkat pendidikan orangtua, dan juga pekerjaan
serta penghasilan orang tua.informasi dari keluarga tersebutbisa digunakan
untuk merencanaakn hal-hal yang berkaitan dengan pribadi siswa, kebutuhan
siswa, program belajar pilihan siswa dan sebagainya. Kuesioner untuk tujuan
evaluasi sebaiknya menggunkan pertanyaan pendek agar lebih mudah dimengerti
oleh siswa.
Untuk
mendapatkan kuesioner yang baik berikut beberapa tips yang perlu diperhatikan
oleh guru diantaranya:
a. Kuesioner
sebaiknya dibuat dengan kalimat pendek dengan pertanyaan jelas
b. Susunan
kuesioner sebaiknya menghindari kalimat majemuk dalam satu item.
c. Ruang
jawaban perlu disediakan secukupnya untuk setiap item, agar para siswa yang
dievaluasi dapat memberikan jawaban dengan cukuplonggar
d. Jawaban
sebaiknya direncanakan agar mudah ditabulasi
e. Pertanyaan
perlu direncanakan untuk dapat memenuhi butir tiga
f. Setiap
item pada kuesioner diberi nomor yang relevan.
Jika ingin
menggunakan observasi sebagai alat evaluasi, maka evaluator harus memahami
terlebih dahulu tentang:
a.
Konsep dasar observasi, mulaidari pengertian,
tujuan, fungsi, peran, karakteristik, prinsip-prinsip samapi dengan prosedur
observasi.
b.
Perencanaan observasi, seperti menentukan
kegiatan apa yang akan diobservasi, siapa yang akan melakukan observasi,
rancangan sampling, menyusun pedoman observasi, melatih pihak-pihak yang akan
melakukan observasi dalam menggunakan pedoamn observasi.
c.
Prosedur observasi, ulai dari perencanaan,
pelaksanaan, pengolahan, dan penafsiran sampai dengan pelaporan hasil observasi
Observasi
mempunyai beberapa karakteristik antara lain:
a.
Mempunyai arah dan tujuan yang jelas
b.
Bersifat ilmiah, yaitu dilaksanakan secara
sistematis, logis, kritis, objektif dan rasional.
c.
Terdapat berbagai aspek yangakan diobservasikan
3.
Evaluasi Dengan portofolio
Portofolio
sudah banyak digunakan oleh para guru maupun para pengguna lain, misalnya
arsitek, artis, tim penilai akreditas, dansebagainya. Portofolio digunakan
untuk menggambarkan kinerja mereka atau siswa yang dievaluasi. Di bidang
pendidikan, portofolio juga banyak digunakan untuk tujuan pengumpulan data
kinerja siswa. Portofolio dapat berupa file yang terdiri atas topic pilihan
tugas atau pekerjaan yang telahdan akan diselesaikan siswadalam satu semester,
satu tahun atau sejak masuk saapi selesai menjadi siswaataumahasiswa,
tergantung tujuan penggunaan portofolio tersebut. Alat ini juga dapat menggambarkan
kinerja siswadalam satuatau beberapa mata pelajaran atau bahkan semua mata
pelajaran yang telah dicapai. Dilihat dari siapa sasarannya, portofolio dapat
bervariasi , msalnya untuk satu orang
siswamaupun satu kelompok siswauntuk satu orang portofolio. Disamping itu,
portofolio juga dapat disimpan dalam map guru, dalam note book, kotak, atau
dalam compacdisk. Pada prinsipnya portofolio juga dapat berisi macam-macam
informasi misalnya, untuk keperluan menyimpan data sekolah, maka dapat berisi
semua mata pelajaran atau bahkan semua nilai rapor siswa selama belajar
disekolah tersebut.
Tes merupakan
suatu alat pengumpul informasi tetap jika dibandingkan dengan alat-alat yang
lain tes ini bersifat lebih resmi karena penuh dengan batasan-batasan. Ditinjau
dari segi kegunaan untuk mengukur siswa maka dibedakan atas adanya 3 macam tes:
yaitu
Teknik evaluasi
non tes berarti melaksanakan penilaian dengan tidak menggunakan tes. Teknik
penilaian ini umumnya untuk menilai kepribadian anaksecara menyeluruhmeliputi
sikap, tingkah laku, sifat, sikap social, danlain-lain. Yang berhubungan dengan
kegiatan belajar dalam pendidikan baik secara individu maupun secara kelompok.
Non tes adalah
cara penilaian hasil belajar peserta didik yang dilakukan tanpa menguji peserta
didik yang dilakukan tanpa menguji peserta didik tetapi dengan melakukan
pengamatan secara sistematis. Cara nontes yaitu pengamatan atau observasi,
wawancara/interview, angket, dan pemeriksaan dokumen.
1.
Evaluasi dengan Wawancara/interview
2.
Evaluasi dengan Kuesioner
3.
Evaluasi Dengan portofolio
TEMUKAN DAN BACA LAINNYA DISINI
DAFTAR PUSTAKA